You are currently viewing Sukses Adakan KKN Berbasis Pesantren, Rektor Unira: Mahasiswa Ciptakan Inovasi Berdampak dan Berkelanjutan

Sukses Adakan KKN Berbasis Pesantren, Rektor Unira: Mahasiswa Ciptakan Inovasi Berdampak dan Berkelanjutan

SekilasMalang – Universitas Islam Raden Rahmat Malang (Unira) mengadakan Gebyar KKN-T 2025 Santrinova. Kegiatan tersebut diusung dalam rangka penutupan KKN-T 2025.

Berbeda dari kegiatan KKN biasanya, kegiatan KKN kali ini menggandeng pondok pesantren sebagai lokasi pengabdian. Rektor Unira Malang, H. Imron Rosyadi Hamid, SE, M.Si., Phd mengungkapkan, pemilihan pondok pesantren karena pesantren merupakan bagian dari kultur masyarakat Kabupaten Malang.

“Tentu saya menyambut baik ide kolaborasi Unira dengan dunia pesantren di Kabupaten Malang dalam pelaksanaan KKN T tahun ini. Ini menunjukkan bahwa Unira Malang merupakan bagian tak terpisahkan dari masyarakat Kabupaten Malang,” ungkapnya, Kamis 27 Februari 2025.

Ia berharap inovasi-inovasi terkait pesantren terus dilakukan oleh LPPM Unira Malang ke depan. Dalam kesempatan itu, Imron menyambangi stan-stan pameran mahasiswa.

Terlihat sejumlah karya seperti eco enzym, pupul organik, aneka bibit tanaman, hingga karya seni dari bahan bekas terpampang apik di setiap sudut Aula KH Moh. Said Unira.

“Sampah merupakan persoalan serius. Salam satu tahun terdapat 69 juta ton sampah yang dihasilkan di Indonesia, dan pesantren turut menghasilkan sampah. Mahasiswa diharap mampu berkolaborasi dengan pesantren untuk menciptakan inovasi yang berdampak dan berkelanjutan,” imbuhnya.

Senada, Ketua LPPM Unira, Abdillah Ubaidi Djawahir menjelaskan, kegiatan ini merupakan dari upaya rekonstruksi masyarakat melalui edukasi.

“Kami mengangkat tema berdampak dan berkelanjutan. Berdampak artinya ada efek positif dan berkelanjutan yang berarti manfaatnya dapat terus dirasakan,” tuturnya.

Menurut Abdillah, kegiatan ini tidak boleh mandek di tempat. Tolok ukur keberhasilan, apabila penerapannya berkelanjutan.

“Karena harus berkelanjutan, yang terpenting bagaimana membangun kesadaran para santri. Artinya program ini tidak berhenti disitu, tapi terus dilakukan ke depannya,” tandasnya.

Selain pengelolaan sampah, ada beberapa pilihan tema lain yang diangkat oleh para mahasiswa. Seperti edukasi anti bullying, pelatihan digitalisasi, hingga digital marketing.*

Tinggalkan Balasan