You are currently viewing Kelas Menengah: Korban Utama Ekonomi Demokrasi

Kelas Menengah: Korban Utama Ekonomi Demokrasi


Pendahuluan
Dalam diskursus mengenai dampak sistem ekonomi demokrasi, perhatian sering kali terfokus pada kelas bawah yang dianggap paling rentan. Namun, ada satu kelompok yang meskipun memiliki lebih banyak sumber daya, justru bisa dikatakan paling dirugikan dalam konteks ini: kelas menengah ke atas. Artikel ini akan membahas mengapa kelompok ini, meskipun sering kali dianggap “aman”, sebenarnya menghadapi tantangan yang tidak kalah besar dibandingkan kelas lain dalam sistem ekonomi demokrasi, terutama di Indonesia.

Beban Pajak yang Tidak Seimbang
Menurut data dari Direktorat Jenderal Pajak Indonesia, penerapan tarif pajak progresif membuat kelompok penghasilan tertinggi, yang sebagian besar merupakan kelas menengah ke atas, menanggung beban pajak yang lebih besar. Dalam laporan tahun 2023, disebutkan bahwa sekitar 80% dari total penerimaan pajak penghasilan orang pribadi berasal dari kelompok 20% masyarakat dengan pendapatan tertinggi . Namun, meskipun mereka berkontribusi signifikan terhadap penerimaan negara, manfaat langsung yang mereka terima dari program-program pemerintah sering kali tidak sebanding.

Kurangnya Akses ke Program Bantuan
Banyak program sosial pemerintah Indonesia, seperti Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT), dirancang untuk membantu masyarakat dengan pendapatan rendah. Data dari Kementerian Sosial menunjukkan bahwa lebih dari 90% penerima manfaat program ini adalah keluarga dari golongan ekonomi lemah. Sementara itu, kelas menengah ke atas tidak memenuhi syarat untuk mendapatkan bantuan ini, meskipun mereka juga mengalami kesulitan finansial, terutama saat biaya hidup meningkat akibat inflasi.

Dampak Kebijakan Inflasi dan Kenaikan Biaya Hidup
Kenaikan harga bahan pokok dan inflasi yang meningkat akibat berbagai kebijakan ekonomi pemerintah sering kali paling terasa di kelas menengah ke atas. Misalnya, pada tahun 2022, ketika pemerintah menaikkan harga BBM untuk menyesuaikan dengan harga pasar global, dampak langsungnya adalah peningkatan biaya transportasi dan kebutuhan sehari-hari. Kelas menengah ke atas yang bergantung pada transportasi pribadi dan memiliki pengeluaran yang lebih tinggi untuk pendidikan dan kesehatan merasa paling terbebani oleh kenaikan ini .

Studi Kasus di Indonesia: Dampak Kenaikan BBM pada Kelas Menengah
Kenaikan harga BBM pada tahun 2022 menjadi salah satu contoh nyata bagaimana kelas menengah ke atas di Indonesia merasakan dampak kebijakan ekonomi. Kenaikan ini tidak hanya mempengaruhi biaya transportasi, tetapi juga menyebabkan lonjakan harga berbagai barang dan jasa. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa inflasi pada tahun tersebut mencapai 5,51%, tertinggi dalam beberapa tahun terakhir . Kelas menengah ke atas yang memiliki kendaraan pribadi dan harus mengeluarkan lebih banyak uang untuk kebutuhan sehari-hari sangat merasakan dampak ini. Sementara itu, masyarakat kelas bawah yang menerima subsidi dari pemerintah relatif lebih terlindungi.

Mengapa Bukan Kelas Atas atau Bawah?
Kelas atas, meskipun terkena dampak kebijakan yang sama, memiliki sumber daya dan pengaruh yang memungkinkan mereka untuk mengurangi dampak negatif. Mereka bisa memanfaatkan celah hukum pajak, mendiversifikasi aset, atau memindahkan investasi ke wilayah yang lebih menguntungkan. Di sisi lain, kelas bawah sering kali diuntungkan oleh program sosial pemerintah, yang dirancang untuk meningkatkan kesejahteraan mereka.

Kesimpulan
Meskipun secara kasat mata kelas menengah ke atas tampak lebih stabil dibandingkan kelompok lain, kenyataannya mereka menghadapi tantangan unik yang sering kali tidak mendapat perhatian yang memadai. Beban pajak yang tinggi, kurangnya akses ke program bantuan, serta dampak kebijakan yang tidak selalu menguntungkan membuat mereka menjadi kelompok yang paling dirugikan dalam sistem ekonomi demokrasi, khususnya di Indonesia. Penting bagi pembuat kebijakan untuk mempertimbangkan dampak kebijakan ini secara menyeluruh dan mencari solusi yang lebih adil dan inklusif bagi semua lapisan masyarakat.


Bagaimana menurut Anda? Apakah kelas menengah ke atas memang dirugikan dalam sistem ini? Bagikan pendapat Anda di kolom komentar dan mari berdiskusi lebih lanjut tentang bagaimana kita bisa menciptakan sistem ekonomi yang lebih adil bagi semua.


Tinggalkan Balasan