Sekilas Malang
Senin, April 19, 2021
No Result
View All Result
Sekilas Malang
No Result
View All Result
Sekilas Malang

Membedah Sejarah Gunung Katu via Pendopo Kembangkopi Wagir

admin by admin
3 minggu ago
in Serba serbi
0
0
Share on WhatsappShare on FacebookShare on Twitter

Serba serbi – Membedah Sejarah Gunung Katu via Pendopo Kembangkopi Wagir.

Hingga kini, Gunung Katu, atau dalam Kitab Pararaton disebut dengan Rabut Katu atau Bukit Katu menjadi tempat yang menyejarah, dimana Ken Angrok “dibaptis”, dinobatkan sebagai anak Brahmana, yang diagungkan sebagai bapak dari Raja-raja Menariknya, hingga kini diskusi tentang misteri dan kesejarahannya masih diwarnai ragam pendapat yang menjadikannya dinamis.

Menghadirkan Ki Bondan, Pendopo Kembangkopi Wagir Kabupaten Malang mengajak menelaah kesejarahan Rabut (bukit/gunung) Katu yang hingga kini menyimpan aura misteri kuat.

“Berbudaya itu tidak berkesenian saja, berkesenian pasti berkebudayaan. Kami menghadirkan Bondan Rio Prambanan, Dalang pelaku seni dan juga sejarahwan Malang Raya. Kami mengajak menelaah kesejarahan Rabut (Gunung) Katu yang hingga kini menyimpan aura misteri kuat,” tutur Owner Pendopo Kembangkopi Wagir, Pietra Widiadi, Senin, (29/3/2021).

Yuk Klik Juga !

Sempat Dikabarkan Jadi Ajang Judi, Breeding Inayah Jaya Bagikan Takjil Gratis

7 Fakta Malam Lailatul Qadar

Misteri Ken Arok

Korelasi Rabut Katu dengan Ken Angrok (Ken Arok) dan dimana ia dimakamkan. Hingga kini masih jadi misteri. “Di Pararaton, Ken Angrok disebut anak dari Brahma. Di Malang Raya itu ada tiga tempat “kagenengan” yang diduga jadi tempat makamnya. Kandidat pertama, Rabut Katu. Ini masih tafsir. Tapi kita tidak bisa ngomong pasti disana,” ungkap Bondan.

Secara telaah, kemungkinan besar masih banyak peninggalan kuno. Di daerah Katu, sering ditemukan benda-benda kuno. Termasuk batu bata jaman kerajaan.

Keyakinan semakin kuat, pada eskavasi beberapa saat lalu, tim sempat pula menemukan temuan-temuan baru. Salah satunya koin jaman dinasti Song.

Waktu itu berhasil ditemukan koin dinasti Song. Perkiraan abad 9 – 10-an. Di daerah sana, ada beberapa lapisan. Masih ada kemungkinan di lapisan bawahnya, ada kebudayaan lain.

Bondan menyarankan agar pada karya novel yang menyinggung Rabut Katu, pembaca sebaiknya membaca lebih dulu kata pengantar buku. “Agar menyikapinya dan menerima informasi tidak serta merta meyakininya sebagai dasar sejarah,” tukasnya.

Dipersatukan musuh bersama

Dalam jagongan telaah Rabut Katu ini, tempat pendarmaan Ken Angrok, berkembang diskusi tentang kesejarahan Malang.

Membandingkan Malang (Raya) yang demikian menyejarah, demikian menggelora, dari masa pra abad 9 sampai awak lahirnya Mojopahit.

Diskusi kesejarahan tentang Malang (Raya) terjadi dalam setiap waktu, dalam setiap kesempatan selalu ditanyakan mengapa ikon Malang sulit untuk dilihat, meski dalam sejarah Malang cukup memiliki jejak yang sangat panjang.

Dari Kahuripan, lalu Tumapel, menuju Singhasari ibu kota kerajaan yang menggelegar karena mampu mengangkat keberanian, kegarangan Ken Angrok yang merupakan seorang Raja.

Pada sesi ini, oleh Ki Bondan dibenarkan, bahwa Malang ini dipersatukan oleh adanya musuh bersama. “Malang ini dipersatukan oleh adanya musuh bersama. Dimana kalau tidak maka, kericuhan dan saling sikut menjadi hal yang biasa. Ini bisa dilihat dari perebutan kuasa dari jaman Jawa menjelang abad 9 dimana Raja Airlangga, akhirnya membelah Medang menjadi dua, dengan bantuan Mpu Barah, menjadi Gaha dan Jenggala,” paparnya.

Dinamis dan Kreatif

Sementara itu, Pietra Widiadi, menegaskan bahwa ini tanda bawa Malang itu penuh dinamika. “Malang itu hidup, Malang itu penuh warna. Bahwa ketiadaan ikon itu bukan soal barang, tetapi soal jiwa, soal semangat, yaitu itu kreatifitas. Jadi icon itu adalah elan gerak dan kreatifitas, jadi Malang iku kreatif Cuk,” urainya.

Arema punya icon Singo Edan, itu bukan tentang Singa Afrika, tetapi singo dalam artian mbah e Macan.
Atau Malang yang dikenal dengan tempe, kripik tempe, atau dikenal dengan STMJ, susu telor madu jahe, atau Malang dikenal dengan keindahan dan anyaman bambu

“Atau icon lain yang muncul, Ini adalah bentuk berkesenian yang berkebudayaan. Dengan demikian berkebudayaan itu kreatifitas dalam berkehidupan. Kalau ada yang bertanya Malang apa iconnya, maka jawabnya reka Ngalam iku kreatif, dan bisa apa saja,” pungkas Pietra. (*)

Bagikan ini:

  • Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru)
  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru)
  • Klik untuk berbagi pada Twitter(Membuka di jendela yang baru)
  • Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru)
  • Klik untuk mengirim ini lewat surel kepada seorang teman(Membuka di jendela yang baru)

Menyukai ini:

Suka Memuat...

Terkait

Tags: Kabupaten MalangSejarah

Related Posts

BEM Fakultas Ekonomi Bisnis Uwg Malang Bagikan Sembako untuk Korban Gempa

by admin
2 hari ago
0

Sosial - BEM Fakultas Ekonomi Bisnis Uwg Malang Bagikan Sembako untuk Korban Gempa. Bertepatan dengan...

Safety Check Facebook Deteksi Bantuan Masuk dari Negara Singapura untuk Korban Gempa Malang

by admin
3 hari ago
0

Sosial - Safety Check Facebook Deteksi Bantuan Masuk dari Negara Singapura untuk Korban Gempa Malang....

Sempat Dikabarkan Jadi Ajang Judi, Breeding Inayah Jaya Bagikan Takjil Gratis

by admin
3 hari ago
0

Serba serbi Ramadan - Sempat Dikabarkan Jadi Ajang Judi, Breeding Inayah Jaya Bagikan Takjil Gratis....

Suasana Haru Selimuti Korban Gempa saat Sahur Bareng Hasanuddin Wahid

by admin
6 hari ago
0

Sosial - Suasana Haru Selimuti Korban Gempa saat Sahur Bareng Hasanuddin Wahid. Anggota DPR RI...

Next Post

Untuk Ade d'Kross yang Terjerat Kasus Narkoba

Mangan Sego Sadukan

Diantar Kades Pesanggrahan, Sosok Milenial ini Daftar Dirut PT. BWR

Wabup Malang Sambut Kunjungan Wamenkeu di Desa Jatiguwi

Direkomendasikan

Gerakan Sumawe Membaca Upaya Tingkatkan Budaya Literasi

7 bulan ago

Pupuk Alternatif untuk Petani Atasi Kesulitan Pupuk

6 bulan ago

Suara Sumbang Warga Keluhkan Kerusakan Jalan

2 minggu ago

Menjadi Ancaman, Mahasiswa Unira Malang Gandeng Polsek Dampit Adakan Penyuluhan ‘Napza’

2 tahun ago

Topik

Acara Arema FC berita Berita Arema berita straigtnews kabupaten malang Corona Virus Covid 19 DPRD Dr Umar Usman Ekonomi HMI hmicabangmalang HMSanusi IPNU Jawa Barat Jawa Timur Kabupaten Malang kediri kkn-t Kota Bandung Kota Batu Kota Malang Lathifah Shohib Didik Budi Muljono LADUB Mahasiswa mahasiswa UMM Mahasiswa Unira malang Malang Raya Ngopini Pariwisata PCNU Kabupaten Malang Pendidikan Peristiwa Pilkada 2020 polres PSBB Ridwan Kamil sekilasmalang sekilasnasional Serba Serbi Sosial Tips Unira Malang Universitas Muhammadiyah Malang Uu Ruzhanul Ulum
Sekilas Malang

Copyright © 2020 Sekilas Malang | Mediane Arek Malang.

Tentang Kami

  • Profil
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Informasi Iklan dan Peliputan

Media Sosial

No Result
View All Result
  • Covid-19
  • Sekilas Nasional
  • Pendidikan
  • Pariwisata
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Sosial
  • Politik
  • Ngopini
  • Serba serbi

Copyright © 2020 Sekilas Malang | Mediane Arek Malang.

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Go to mobile version
loading Batal
Tulisan tidak terkirim - cek alamat surel Anda!
Cek surel gagal, silahkan coba kembali
Maaf, blog Anda tidak dapat berbagi tulisan lewat surel.
%d blogger menyukai ini: