Sekilasmalang.com, Malang – Bersama HMI Medis UMM Kawal Transisi “New Normal”
Seminar Online dengan tema,“New Normal dan Masyarakat Dalam Melawan COVID-19” digelar oleh HMI Komisariat Medis UMM pada, Sabtu, (06/06/2020). Tujuan dari kegiatan ini adalah menyiapkan kesiapan masyarakat dalam melawan COVID-19 Pasca berakhirnya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) menuju transisi “New Normal” di sejumlah daerah.
Digelar melalui aplikasi Google Meets, pembicara dalam webinar ini adalah Demisioner Ketua Umum HMI Komisariat Medis UMM 2010, dr. Erwin Dyah Anggraeni, Relawan Muhammadiyah COVID-19 Command Center (MCCC), Irfianto Setiyo Nugroho dan Akademisi Hukum, Febriansyah Ramadhan.

Dilihat dari perspektif hukum, pemerintah sudah terlambat menetapkan status pandemi di Indonesia sejak ketetapan yang dikeluarkan oleh WHO.
“Sudah bergelut dengan virus tak bersahabat dengan manusia ini selama 3 bulan, terhitug dari ketetapan Presiden RI melalui Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) , yang selisihnya 30 hari dari ketetapan awal WHO, Indonesia sudah sangat terlambat.” Ujar Febriansyah Ramadhan dari prespektif hukum.
Menurutnya, dengan status darurat bencana Presiden haruslah mengimbangi dengan selalu memberi orasi atau seruan kepada tenaga medis khususnya untuk tetap bersemangat dalam menangani pasien yang terinfeksi akan virus ini, sehingga tidak terjadi angka kematian yang meningkat. Akan tetapi, jumlah pasien positif terus meningkat dan presiden menetapkan Indonesia harus melakukan tatanan hidup baru yaitu New Normal.
Lebih lanjut, dr.Erwin Dyah Anggreaeni menyebutkan bahwa new normal dari perspektif medis sudah dikenal oleh tenaga medis sebelum adanya pandemi COVID-19. Dari awal era BPJS digalakkan, pemerintah sudah menuntut tenaga medis untuk melakukan New Normal. Artinya, bukan hanya fokus pada kuratif atau hanya mengobati saja. Tenaga medis diwajibkan untuk melakukan usaha-usaha seperti promosi kesehatan, membudayakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), program rumah tangga PHBS dan masih banyak yang lainnya.
Erwin berharap agar kader HMI komisariat medis sebagai insan cita dapat menjadi pioneer utama dan dapat membiasakan diri dalam mewujudkan kebiasaan hidup yang baru, yang lebih sehat dari sebelumnya. Hal ini dapat dilakukan melalui kebiasaan sehari-hari dengan mengurangi perilaku tidak sehat seperti merokok, dan nongkrong atau diskusi hingga dini hari yang dapat menurunkan imunitas tubuh.
Dilain sisi, Irifanto menjelaskan dari aspek psikologis bahwa merubah perilaku itu merupakan hal yang sulit. Menurutnya, dengan adanya pandemi ini media sudah sangat efektif untuk menyebarluaskan usaha tatanan hidup baru yang dimaksud pemerintah. Yaitu, protokol-protokol yang mulai diperhatikan masyarakat terkait etika batuk, langkah mencuci tangan, menggunakan masker hingga penerapan physical distancing.
Terakhir, Febriansyah mengungkapkan, “New normal perlu untuk kita lakukan karena setiap daerah memiliki ciri khas sendiri, dengan berbagai alasan ekonomi. Atas dasar perbaikan perilaku individu, harus bisa dilakukan pada diri sendiri. Kita tidak bisa menunggu pemerintah, kita tidak bisa menggantungkan kebijakan pemerintah, dan mulai dari kita yang harus memiliki inisiatif sendiri untuk menghadapi permasalah bangsa kedepannya.” Ungkapnya mengakhiri sesi seminar ini.